Minggu, 18 Oktober 2009

CARA SEORANG AHMADI MELAKSANAKAN PANCASILA

Yang dimaksud seorang Ahmadi dalam judul ini adalah anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia. Falsafah dan tujuan hidup, serta kelakuan, kegiatan dan perbuatan seorang Ahmadi dilandasi oleh :

- Anggaran Dasar organisasinya.
- Ajaran-ajaran agama Islam

Anggaran Dasar Jemaat Ahmadiyah Indonesia di dalam pasal V menentukan sebagai berikut :

TERHADAP PEMERINTAH

Jemaat Ahmadiyah Indonesia berdasarkan atas pelajaran Ahmadiyah tunduk pada Undang-undang Negara.

Berdasarkan atas pelajaran Ahmadiyah (jadi secara prinsip, atau itiqad, bukan sekedar ikut-ikutan atau main-main taktik atau politik). Jemaat Ahmadiyah Indonesia baik Jemaatnya maupun anggotanya (orang-orang Ahmadi) taat setia kepada semua Undang-undang Negara RI yaitu Undang-undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 dan semua peraturan-peraturan hukum yang didasarkan kepada undang-undang dasar tersebut, termasuk di dalamnya ketetapan MPR, Undang-undang, Peraturan-peraturan Pemerintah, Instruksi-instruksi Presiden dan sebagainya.

Dengan demikian setiap orang Ahmadi di Indonesia menerima dan menaati Pancasila serta hukum-hukum yang berlaku di Indonesia ini, yang didasarkan pada Pancasila itu. Sikap ini adalah berdasarkan pula ajaran Islam, atau sesuatu hal yang diwajibkan/diperintahkan Allah swt sesuai dengan firman-firman-Nya dalam Al-Qur’an suci, kepada setiap orang Ahmadi. Tiap pelanggaran terhadap sikap ini bukan saja bersangsikan hukum, tetapi bersangsikan agama pula. Demikianlah Jemaat Ahmadiyah Indonesia serta seluruh anggota-anggotanya taat setia kepada Negara dan Pemerintah Republik Indonesia, berdasarkan ketentuan dari Anggaran Dasarnya dan sesuai ajaran-ajaran agama Islam.

Umpamanya saja Indonesia dalam keadaan perang dengan Pakistan, maka seorang Ahmadi Indonesia akan berdiri di belakang dan taat setia kepada negara dan pemerintah RI. meskipun pemimpin rohaninya yakni Hadhrat Khalifatul Masih V atba. sekarang ini dan banyak orang sekeyakinan dengan beliau berasal dari Pakistan. Soal ketaatan kepada negara dan Pemerintah yang ada di atasnya, bagi seorang Ahmadi adalah didasarkan pada ajaran agama Islam, jadi merupakan hal yang prinsip.

Demikian pula berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam A.D. nya dan sesuai dengan ajaran agamanya, Jemaat Ahmadiyah Indonesia dan semua anggotanya wajib membantu dengan ikut aktif melaksanakan program-program pemerintah Republik Indonesia di segala bidang.

Partisipasi itu wajib ia laksanakan sesuai dengan ajaran agama Islam yakni dengan jujur, sepi ing pamrih, penuh keikhlasan, artinya semata-mata karena Allah dan tujuannya adalah untuk memperoleh ridha Ilahi.

Pendek kata, bersama-sama dengan semua golongan-golongan manusia lainnya yang tinggal di wilayah Negara RI, Jemaat Ahmadiyah Indonesia insya Allah akan terus berjuang melaksanakan Pancasila, sehingga tujuan dari Pancasila itu di Negara dan masyarakat kita benar-benar terwujud.

CIRI KHAS PERJUANGAN JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
DALAM MELAKSANAKAN DAN MEWUJUDKAN PANCASILA


Jemaat Ahmadiyah Indonesia, mengkategorikan dirinya dalam golongan agama di antara golongan-golongan lainnya yang ada di wilayah Negara RI, yang sama-sama berjuang melaksanakan dan mewujudkan masyarakat berdasarkan Pancasila di Indonesia. Golongan-golongan lainnya di antaranya adalah golongan partai politik, golongan sosial ekonomi, golongan sosial budaya dan lain-lainnya. Adanya bermacam-macam golongan dalam suatu masyarakat merupakan hal yang lumrah, dan sebagai akibanya adanya perbedaan ciri dalam golongan itu dalam melaksanakan tujuan tersebut adalah hal lumrah pula, asalkan golongan-golongan itu bergerak di atas rel Pancasila, dan Hukum Indonesia.

Selaku golongan agama, Jemaat Ahmadiyah Indonesia beserta seluruh anggotanya menitikberatkan perjuangan ikut mewujudkan masyarakat Pancasila di Indonesia ini, pada bidang agama (hubungan manusia dengan Tuhan, Pencipta semesta alam, termasuk bangsa dan negara Republik Indonesia).

Sesuai dengan Pancasila yang sila-silanya tak dapat dipisahkan satu sama lainnya dan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sila yang menjiwai sila-sila lainnya, maka Jemaat Ahmadiyah Indonesia dalam perjuangannya ingin mendahulukan (tanpa mengabaikan bidang-bidang lainnya seperti bidang sosial ekonomi dan sebagainya) bidang agama, atau hubungan manusia Indonesia dengan Tuhannya itu. Sebab menurut pendapat dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia, apabila hubungan manusia dengan Penciptanya itu sudah baik, artinya sebagaimana yang dikehendaki oleh Ilahi Rabbi, maka keadaan manusia dalam bidang lainnya pun akan menjadi baik.

Sebaliknya apabila hubungan itu tidak ada atau tidak baik, yang disebabkan sikap manusia yang keliru atau putus asa terhadap Penciptanya, maka hal itu akan menimbulkan kekacauan pula dalam bidang-bidang lainnya yang disebabkan oleh menonjolnya sifat kebendaan manusia, seperti timbulnya krisis mental, korupsi, timbulnya riba, kerakusan dan ketamakan dari manusia, yang menimbulkan perbedaan yang menyolok antara si kaya dan si miskin dalam masyarakat, hal mana menimbulkan kegoncangan-kegoncangan dan kekacauan-kekacauan dalam masyarakat.


ADAKAH JEMAAT AHMADIYAH INDONESIA
MEMPUNYAI CIRI YANG KHUSUS SEBAGAI GOLONGAN AGAMA?


Ciri khusus dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia dalam perjuangannya selaku golongan agama sebagaimana yang diuraikan di atas adalah bahwa di dalam hubungan manusia dengan Penciptanya ini, ia membawa khabar suka bagi semua pencari Tuhan yang disampaikan oleh Pendirinya, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad a.s., Masih Mau’ud dan Imam Mahdi, bahwa Tuhan sendiri sekarang berkehendak bertemu dengan manusia dan mengadakan hubungan dengan manusia demikian eratnya sehingga manusia lagi melihat-Nya dengan penglihatan rohani, menghayati sifat-sifat-Nya, memperoleh jawaban atas segala doa’-do’a dan permohonannya, minum air sejuk yang memuaskan dahaga bagi yang ingin bertemu dan mencintai-Nya.

Tuhan, kepada siapa manusia ingin memuja dan mengabdi-Nya, adalah Tuhan Yang Hidup, yang seperti sedia kala mampu menciptakan suatu rencana Maha Agung kemudian melaksanakan Rencana itu, menyediakan sesuatu yang diperlukan bagi pelaksanaan itu, yang memberi ganjaran dan memenangkan kepada hamba-hamba-Nya yang menerima dan menyediakan dirinya sebagai alat dan sarana pelaksanaan rencana itu, dan memberi hukuman dan mengalahkan penentang-penentang Rencana Suci itu. Tuhan yang seperti sedia kala itu mampu mengangkat manusia yang telah tenggelam dalam lumpur kebinatangan dan kebendaan dan menjadikannya manusia yang ber-Tuhan dan bertauhid (hilang tenggelam dalam kecintaan kepada Allah swt), berakhlak fadhilah (memancarkan dalam dirinya sifat-sifat Ilahi), dan manusia sosial utama, yang bersama-sama menciptakan masyarakat adil dan makmur, yang menzahirkan pula sifat-sifat Ilahi.

Jelasnya, Tuhan yang dalam dunia modern sekarang ini, mampu menampakkan diri-Nya dengan mukjizat-mukjizat-Nya sebagaimana Dia telah menampakkan diri-Nya kepada manusia di zaman dahulu kala, dalam sejarah perkembangan ummat manusia melalui nabi-nabi dan rasul-rasul-Nya dari sejak Adam a.s. sampai dengan Nabi Besar Muhammad saw. Berkat rahmat dan bimbingan Ilahi, banyak di antara anggota Jemaat Ahmadiyah telah menjadi saksi dan alat kesaksian tentang adanya Tuhan Yang Maha Esa dan Yang Hidup itu, sebagaimana yang telah diuraikan di atas.

Jiwa mereka teguh, tenang dan penuh dengan sakinah, do’a-do’a dan permohonan-permohonan mereka banyak dikabulkan oleh Tuhan, hidup mereka ditujukan untuk mengenal Allah swt, hawa nafsu dikuasai dan disesuaikan dengan kehendak Ilahi, dan dengan sukarela dan semata-mata untuk memperoleh ridha Ilahi, mereka mengorbankan sebagian dari harta, yang diperoleh dengan susah payah melalui perjuangan yang halal, untuk kepentingan agama dan sesama manusia di dalam masyarakat yang kurang beruntung.

Pendek kata, mereka melaksanakan Pancasila semata-mata karena Allah dan pamrihnya semata-mata adalah ridha Ilahi. Haram bagi mereka mengadakan huru-hara dalam masyarakat seperti pemberontakan-pemberontakan, fitnah-fitnahan dan sebagainya. Mereka wajib taat setia kepada Pemerintah RI dan membantu dan menunjangnya sekuat-kuatnya sesuai kemampuan mereka dan kedudukan mereka dalam masyarakat, setidak-tidaknya bagi orang yang sama sekali tidakmampu, dengan do’anya bagi keselamatan, kesejahteraan, kesentausaan negara dan bangsanya.

Meskipun mereka dengan gigih berusaha menyampaikan khabar suka itu kepada rakyat Indonesia lewat da’wah (tabligh) tetapi dalam da’wah itu mereka menjauhi segala macam paksaan baik secara fisik dan terang-terangan, maupun secara halus dengan memberikan fasilitas-fasilitas kebendaan atau jasa kepada orang-orang agar masuk dalam Jemaat mereka, mereka berjuang semata-mata mencari keridhaan Ilahi.

Da’wah mereka sampaikan dengan baik dan bijaksana, tanpa menggunakan kata-kata hinaan. Dalam menghadapi fihak-fihak yang tidak menyenanginya dengan macam-macam cara, baik secara halus maupun konfrontasi fisik, mereka berlaku sabar, dan menjauhi pembalasan dendam.

Di dalam sikap sehari-hari mereka toleran dan kooperatif dengan golongan-golongan lainnya dalam masyarakat, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip yang mereka anut.

Anggota-anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia secara konsekwen, keras dan berdisiplin dididik oleh Jemaatnya menjadi manusia, warga masyarakat dan bangsa Indonesia yang benar-benar melaksanakan Pancasila, sebagaimana yang diuraikan di atas. Di samping itu Jemaat Ahmadiyah Indonesia bersama-sama dengan golongan-golongan lainnya ikut berusaha sesuai dengan kemampuannya untuk mengamankan Pancasila.

Demikianlah dalam garis-garis besarnya seorang Ahmadi melaksanakan Pancasila dalam Negara Republik Indonesia.

Sumber :
Buku Kami Orang Islam PB JAI 2007, halaman 126/129

Tidak ada komentar:

Posting Komentar